PENGANTAR KEPALA SEKOLAH ADALAH PEMIMPIN PENDIDIKAN
2. Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan staf. 3. Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif. 4. Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat. 5. Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas. 6. Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih luas. Integritas Integritas adalah ketaatan pada nilai-nilai moral dan etika yang diyakini seseorang dan membentuk perilakunya sebagai manusia yang berharkat dan bermartabat. Ada ungkapan yang bagus untuk memahami pengertian integritas: integritas Anda tidak diukur dari kemampuan Anda menaklukkan puncak gunung, tetapi diri Anda sendiri. Setidaknya ada sejumlah ciri yang menggambarkan integritas kepala sekolah: dapat dipercaya, konsisten, komit, bertanggung jawab, dan secara emosional terkendali.
2. Konsisten. Kepala sekolah yang konsisten dapat diandalkan. Kepala sekolah seperti ini tidak mencla-mencle, perbuatannya taat asas dengan perkataannya. Kepala sekolah seperti ini tidak bermuka banyak. Ia mengoperasionalkan kebijakan pendidikan secara tegas dan bijaksana, dan tidak perlu menjadi anggota bunglon sosial untuk mengamankan kebijakan itu. 3. Komit. Kepala sekolah yang komit, terikat secara emosional dan intelektual untuk mengabdikan diri sepenuhnya bagi kepentingan anak didiknya. Kepala sekolah seperti ini tahu persis bahwa tanggung jawabnya tidak mungkin dapat dipikulnya setengah-setengah. Pekerjaan sebagai kepala sekolah baginya bukan pekerjaan paruh waktu. Ia tidak boleh merangkap-rangkap pekerjaannya dengan pekerjaan lain, atau menjadi kepala sekolah di lebih dari satu tempat. 4. Bertanggung jawab. Kepala sekolah memiliki kewajiban sosial, hukum, dan moral dalam menjalankan perannya. Kepala sekolah yang berintegritas tidak akan menghindar apalagi lari dari tanggung jawabnya. Kepala sekolah yang mengutamakan kepentingan anak didiknya sadar betul bahwa secara sosial, hukum, dan moral ia harus berperilaku yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Secara emosional terkendali. Kepala sekolah yang berkecerdasan emosi tinggi sangat menyadari pengaruh emosinya dan emosi orang lain terhadap proses pemikirannya dan interaksinya terhadap orang lain. Kepala sekolah seperti ini mampu mengaitkan emosi dengan penalaran, menggunakan emosi untuk memfasilitasi penalaran dan secara cerdas menalarkan emosi. Dengan kata lain, ia menyadari bahwa kemampuan kognitif seseorang diperkaya dengan emosi dan perlunya emosi dikelola secara kognitif. UKURAN KINERJA SERTA PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN UNTUK BERKINERJA SECARA KOMPETEN Persoalannya sekarang adalah apa ukuran kinerja yang dapat disimak dari kepala sekolah yang kompeten serta apa saja pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki untuk berkinerja seperti itu? Kita akan membahas hal ini dengan mengacu pada kompetensi yang telah dikemukakan sebelumnya.
. Staf, keluarga murid, dan anggota masyarakat memahami visi dan misi sekolah. . Pihak-pihak berkepentingan yakin bahwa inti visi sekolah dipakai sebagai pedoman bagi semua yang terlibat dalam urusan sekolah. . Kontribusi anggota komunitas sekolah dalam pewujudan visi itu dihargai. . Pihak-pihak yang berkepentingan menerima informasi tentang kemajuan upaya pencapaian visi sekolah. . Komunitas sekolah terlibat aktif dalam upaya peningkatan sekolah. . Program, rencana, dan kegiatan sekolah telah tersusun berdasarkan visi sekolah. . Rencana berdasarkan tujuan dan strategi yang jelas dilaksanakan. . Data penilaian pembelajaran peserta didik digunakan untuk menyusun visi dan tujuan sekolah. . Data demografik murid dan keluarganya digunakan untuk menyusun misi dan tujuan sekolah. . Hambatan pencapaian visi dapat ditanggulangi. . Pengadaan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung implementasi misi dan tujuan sekolah telah diupayakan. . Sumber daya yang ada untuk mendukung visi dan tujuan telah digunakan dengan efektif dan efisien. . Visi, misi, dan rencana telah dipantau, dievaluasi, dan direvisi secara teratur. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.
. Teknik penyusunan dan penerapan rencana stratejik. . Teori dan pemikiran sistem. . Teknik pengumpulan, pengolahan, dan analisis data. . Komunikasi yang efektif. . Konsensus dan negosiasi yang efektif. Kompetensi 2: Membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah dan program pengajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru dan staf. Kepala sekolah harus dapat memastikan adanya lingkungan sekolah yang kondusif. Sekadar mengingatkan, lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan orang-orang di dalamnya untuk mendayagunakan dan mengembangkan potensinya seoptimal mungkin. Kepala sekolah misalnya harus berupaya keras agar masalah-masalah sosial, seperti penyalahgunaan narkoba, tidak mengimbas ke dalam lingkungan sekolahnya. Dalam lingkungan seperti itu, para guru dan peserta didik termotivasi untuk saling belajar, saling memotivasi, dan saling memberdayakan. Suasana seperti memberi ruang untuk saling belajar melalui keteladanan, belajar bertanggung jawab, serta belajar mengembangkan kompetensi sepenuhnya. Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.
. Pengembangan profesional terfokus pada pembelajaran peserta didik sesuai dengan visi dan tujuan sekolah. . Peserta didik dan staf sekolah dihargai dan dipandang penting. . Hambatan belajar diidentifikasi, diklarifikasi, dan ditanggulangi. . Keberagaman dalam pengembangan pengalaman belajar disimak dan dipertimbangkan. . Belajar seumur hidup didorong dan diberi contoh. . Terbangunnya budaya harapan tinggi bagi kinerja diri sendiri, peserta didik, dan staf. . Digunakannya teknologi dalam proses pembelajaran. . Prestasi peserta didik dan staf diakui dan dirayakan. . Tersedianya kesempatan beragam untuk belajar bagi semua peserta didik. . Sekolah ditata dan diarahkan untuk mencapai keberhasilan peserta didik. . Program kurikulum, ko-kurikulum, dan ekstra-kurikulum dirancang, dilaksanakan, dan disempurnakan secara berkala. . Hasil riset, pendapat guru, dan rekomendasi dari anggota masyarakat terpelajar digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan penting. . Budaya sekolah dievaluasi secara teratur. . Hasil belajar peserta didik dinilai dengan menggunakan berbagai teknik. . Staf dan peserta didik diberi peluang menggunakan berbagai sumber informasi tentang prestasi. . Berbagai cara supervisi dan evaluasi dimanfaatkan. . Tersusunnya program-program untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan keluarganya. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.
. Teori belajar terapan. . Teori motivasi terapan. . Desain, evaluasi, dan penyempurnaan kurikulum. . Prinsip-prinsip pengajaran yang efektif. . Teknik-teknik evaluasi belajar. . Keberagaman dan artinya bagi program pendidikan. . Model-model belajar dan pengembangan professional orang dewasa. . Proses perubahan bagi sistem, organisasi, dan individu. . Peranan teknologi dalam membantu proses belajar peserta didik dan pertumbuhan professional. . Budaya sekolah. Kompetensi 3: Menjamin bahwa manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif. Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.
. Prosedur operasional digunakan dan dikelola untuk memaksimumkan peluang keberhasilan belajar. . Diterapkannya teknik baru yang menguntungkan. . Tersusunnya dengan baik rencana dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan tujuan sekolah. . Kesepakatan kontrak sekolah dikelola secara efektif. . Bangunan dan semua fasilitas sekolah diperasikan secara aman, efisien, dan efektif. . Waktu dikelola untuk memaksimumkan pencapaian tujuan organisasi. . Teridentifikasinya masalah dan peluang potensial. . Setiap masalah ditanggulangi secara tepat waktu. . Sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dikelola untuk mencapai tujuan sekolah. . Sistem organisasi dipantau dan dimodifikasi secara teratur sesuai dengan kebutuhan. . Pihak-pihak berkepentingan dilibatkan dalam keputusan yang mempengaruhi sekolah. . Tanggung jawab dibagi-bagi untuk memasimumkan akuntabilitas. . Diterapkannya perangkaan masalah yang efektif dan keterampilan pemecahan masalah. . Diterapkannya keterampilan solusi konflik secara efektif. . Diterapkannya proses kelompok yang efektif dan keterampilan pencapaian konsensus. . Terpeliharanya lingkungan sekolah yang aman, bersih, indah, dan menyenangkan. . Fungsi-fungsi sumber daya manusia dijamin untuk mendukung pencapaian tujuan sekolah. . Terpeliharanya kerahasiaan dokumen sekolah. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.
. Prosedur operasi di tingkat sekolah dan daerah. . Prinsip-prinsip dan isu tentang keamanan dan kesehatan lingkungan sekolah. . Manajemen sumber daya manusia. . Prinsip-prinsip penggunaan keuangan manajemen sekolah. . Prinsip-prinsip penggunaan fasilitas sekolah. . Aspek hukum pengoperasian sekolah. . Teknologi mutakhir yang mendukung fungsi-fungsi manajemen. Kompetensi 4: Bekerja sama dengan orang tua murid dan anggota masyarakat, menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat. Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.
. Terbinanya hubungan dengan para pemimpin masyarakat. . Digunakannya informasi dari keluarga dan masyarakat. . Terciptanya hubungan dengan organisasi bisnis, agama, politik, dan pemerintah. . Disikapinya dengan baik orang-orang dan kelompok yang memiliki nilai-nilai dan opini yang mungkin bertentangan. . Sekolah dan masyarakat diusahakan saling mengisi dalam hal sumber daya. . Diamankannya sumber daya masyarakat untuik membantu sekolah memecahkan masalah dan mencapai tujuan. . Terciptanya kemitraan dengan dunia bisnis, lembaga pendidikan lain, kelompok masyarakat di sekitar untuk memperkuat program dukungan pencapaian tujuan sekolah. . Anggota masyarakat diperlakukan secara sama. . Diakui dan dihargainya keberagaman. . Tercipta dan terbinanya hubungan media yang efektif. . Diadakannya program hubungan masyarakat yang komprehensif. . Digunakannya sumber daya publik secara tepat dan bijaksana. . Adanya contoh kolaborasi masyarakat bagi staf. . Diadakannya kesempatan yang layak bagi staf untuk mengembangkan keterampil-an berkolaborasi. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.
. Kondisi dan dinamika komunitas sekolah yang beragam. . Sumber daya masyarakat. . Hubungan masyarakat serta strategi dan proses pemasaran. . Model yang berhasil tentang kemitraan sekolah, keluarga, bisnis, masyarakat, pemerintah, dan pendidikan tinggi. Kompetensi 5: Memberi contoh (teladan) tindakan berintegritas. Kepala sekolah pastilah berada dalam posisi yang serba kikuk jika tidak menujukkan kualitas perilaku yang dapat diteladani. Dapat dipercaya, konsisten, komit, bertanggung jawab, dan secara emosional terkendali adalah kualitas yang seharusnya dimiliki para pimpinan. Karakter moral seperti itulah sebenarnya yang memiliki dampak jangka panjang. Kepala sekolah yang hanya mengandalkan kewenangan jabatannya untuk mempengaruhi lingkungan, hanya akan menimba hasil jangka pendek. Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.
. Diperlihatkannya nilai-nilai, keyakinan, dan sikap yang mengilhami munculnya tingkat kinerja yang tinggi. . Diperlihatkannya contoh prilaku yang dapat diteladani. . Dipertanggungjawabkannya pelaksanaan kegiatan operasi sekolah. . Dipertimbangkannya dampak praktik manajerial terhadap orang lain. . Digunakannya pengaruh jabatan untuk meningkatkan program pendidikan dan bukan untuk kepentingan pribadi. . Orang lain diperlakukan dengan adil, sederajat, serta berharkat dan bermartabat. . Hak-hak dan kerahasiaan peserta didik dan staf dilindungi. . Terlihat adanya apresiasi terhadap dan kepekaan atas adanya keragaman dalam komunitas sekolah. . Wewenang orang lain diakui dan dihormati. . Nilai-nilai yang hidup di kalangan komunitas sekolah yang beragam diperiksa dan dipertimbangkan. . Ditegakkannya integritas dan perilaku yang etis dalam komunitas sekolah. . Dipenuhinya kewajiban hukum dan perjanjian. . Dilaksanakannya hukum dan prosedur secara adil dan bijaksana. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.
. Berbagai kerangka dan perspektif tentang etika. . Nilai-nilai dari komunitas sekolah yang beragam. . Kode etik profesi. . Filsafat dan sejarah pendidikan. Kompetensi 6: Memahami, menanggapi, dan mempengaruhi lingkungan politik, sosial, ekonomi, dan budaya yang lebih besar. Kepala sekolah perlu menyadari bahwa kehidupan di sekolahnya adalah bagian dari lingkungan kehidupan yang lebih luas. Kehidupan lain di luar sekolahnya ikut berpengaruh dalam upayanya mengelola sekolah dengan baik. Berpikir sistem membantunya untuk memahami posisi sekolahnya dalam gambaran yang lebih besar. Sekolahnya sendiri adalah bagian dari subsistem sosial yang terkait dengan sistem politik, ekonomi, dan lain-lainnya. Ukuran kinerja yang dapat diidentifikasi bagi kompetensi ini adalah sebagai berikut.
. Terjadinya komunikasi di kalangan komunitas sekolah tentang kecenderungan, isu, dan kemungkinan perubahan dalam lingkungan operasi sekolah. . Diadakannya dialog terus-menerus dengan wakil-wakil kelompok masyarakat. . Difungsikannya komunitas sekolah sesuai dengan kebijakan, hukum, dan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah dan pusat. . Ada upaya mempengaruhi pembentukan kebijakan publik untuk menyediakan pendidikan yang bermutu. . Dikembangkannya jalur komunikasi dengan para pengambil keputusan di luar komunitas sekolah. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat berkinerja seperti itu adalah sebagai berikut.
. Peranan pendidikan umum dalam mengembangkan dan memperbarui masyarakat demokratis. . Hukum yang berkaitan dengan pendidikan dan persekolahan. . Sistem dan proses politik, sosial, budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi sekolah. . Model dan strategi perubahan dan resolusi konflik seperti yang diterapkan dalam konteks politik, sosial, budaya, dan ekonomi sekolah. . Isu-isu dan faktor global yang mempengaruhi proses pembelajaran. . Dinamika pengembangan dan pendukungan kebijakan dalam sistem politik yang demokratis. . Pentingnya keragaman dan persamaan dalam masyarakat demokratis. KEYAKINAN/PENDIRIAN KEPALA SEKOLAH Kepala sekolah harus memiliki sejumlah keyakinan atau pendirian untuk dapat berkinerja sebagaimana yang dituntut baginya. Misalnya, ia harus yakin bahwa KKN adalah perbuatan tercela yang tidak bertanggung jawab dan merusak. Keyakinan ini yang besumber dari nilai-nilai moral yang dianutnya ikut mewarnai perilakunya dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya. Dengan keyakinan itu, misalnya, ia tidak akan memberi kesempatan terjadinya praktik-praktik KKN yang tidak terpuji itu di sekolahnya. Ia tahu persis bahwa perilakunya adalah contoh yang kemungkinan besar akan menular di kalangan bawahannya dan bahkan para murid. Berikut adalah keyakinan/pendirian yang harus dimiliki kepala sekolah untuk dapat berkinerja sebagaimana yang diharapkan. . Kepala sekolah yakin bahwa bekerja adalah ibadah. Ia dengan rela menerima tanggung jawabnya secara mantap. Oleh sebab itu, ia tidak akan melebih-lebihkan arti penting pekerjaannya. Ia tidak menonjolkan kelebihan dan keberhasilannya. Semua yang perlu dilakukan semata-mata untuk memberikan peluang agar setiap peserta didik memperoleh pendidikan yang berkualitas. Pada saat yang sama ia secara ikhlas menerima konsekuensi penegakan prinsip dan tindakan yang dilakukannya. . Semua pengaruh yang dimilikinya digunakan semata-mata demi kepentingan peserta didik, bukan untuk kepentingan lain. Tujuan utama sekolah adalah membelajarkan peserta didik. Ia akan berusaha mengendalikan diri sendiri dan bawahannya agar tidak merugikan kepentingan masa depan anak didiknya. Ia berpendirian bahwa semua peserta didik perlu memiliki pengetahuan, keterampilan, dan karakter yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi lingkungannya. . Semua orang dapat dididik dan semua peserta didik dapat belajar. Ada beragam cara yang dapat digunakan agar peserta didik dapat memiliki cara belajar seumur hidup. Oleh sebab itu, kepala sekolah perlu menekankan bahwa sumber belajar tidak cuma guru, tetapi masih banyak yang lain seperti teman, buku, orang tua, dan sebagainya. Ia perlu menekankan bahwa dalam masyarakat modern, pendidikan adalah peluang untuk hidup lebih bermakna dan memberi kesempatan berperan dalam mobilitas sosial. . Kepala sekolah harus yakin bahwa anggota sekolahnya memerlukan standar, harapan, dan kinerja bermutu tinggi. Oleh sebab itu, ia harus yakin bahwa visi sekolah harus menekankan standar pembelajaran yang tinggi. Ia juga perlu yakin perlunya menempuh risiko yang nalar untuk meningkatkan mutu sekolanya. Menggunakan pengaruh jabatan secara produktif untuk melayani peserta didik dan keluarganya. . Kepala sekolah harus yakin tentang pentingnya pengikutsertaan seluruh anggota komunitas sekolah. Keputusan manajemen sekolah adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran sehingga ia mempercayai para guru dan staf pendukung dan pertimbangan mereka dalam keputusan manajerialnya. Ia juga melibatkan keluarga dan pihak-pihak berkepentingan lainnya dalam proses pengambilan keputusan sekolah. Ia yakin tentang perlunya membangun dan memelihara semangat komunitas sekolah yang yang peduli. Dengan cara ini ia akan dapat memfasilitasi penggalian sumber daya keluarga dan masyarakat untuk mendukung pendidikan peserta didik. . Kepala sekolah harus yakin bahwa belajar berlangsung sepanjang hayat (life-long learning). Ia harus dapat memberi contoh yang pas mengenai hal ini, sehingga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari praktik sehari-hari dalam manajemen sekolahnya. Dengan demikian, ia menunjukkan keterbukaan dan penerimaan gagasan baru, tidak jadi soal dari manapun datangnya gagasan itu. . Kepala sekolah yakin tentang perlunya pengembangan profesional sebagai bagian integral peningkatan sekolah. Ia tahu dunia tidak pernah berhenti dan terus berubah. Oleh sebab itu, ia akan selalu mencari peluang untuk terus meningkatkan profesionalitas diri dan stafnya. . Kepala sekolah harus yakin bahwa keragaman komunitas sekolah memperkaya sekolah. Ia mengakui dan memberi peluang adanya keragaman gagasan, nilai-nilai, dan budaya. Tindakannya menunjukkan pengakuan itu dengan tidak memberi peluang praktik-praktik diskriminatif di sekolahnya. . Kepala sekolah berpendirian bahwa lingkungan belajar haruslah aman, sehat, dan suportif. Ia akan berusaha keras agar imbasan masalah-masalah sosial tidak sangat berpengaruh terhadap efektivitas sekolahnya. Misalnya, ia akan mengerakkan anggota sekolahnya untuk memerangi penyalahgunaan narkoba, perjudian, pemerasan, dan perilaku asosial lainnya. Ia juga berkeyakinan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman. Oleh sebab itu, ia akan menggerakkan anggotanya untuk bersih lahir-batin dalam semua hal dan memelihara kebersihan itu dengan konsisten. . Kepala sekolah yakin bahwa sekolahnya beroperasi sebagai bagian integral dari masyarakat yang lebih besar. Oleh sebab itu, ia menerapkan pendekatan sistem dalam setiap tindakan yang mempengaruhi kepentingan sekolahnya. . Kepala sekolah yakin bahwa publik memerlukan informasi yang cukup tentang sekolah dan kemajuan atau bahkan masalah yang dihadapi. Oleh sebab itu, ia merasa perlu bersikap terbuka dan bertanggung gugat atas praktik yang diterapkan dalam mengelola sekolahnya. Ia yakin bahwa jika ia jujur dalam keterbukaannya, pihak-pihak yang berkepentingan juga akan lebih dapat memahami kekeliruan yang mungkin telah dilakukan dan bahkan mungkin akan mau membantunya untuk memperbaiki kekeliruan itu. IMPLIKASI KEBIJAKAN Standar kompetensi dan kinerja yang dikemukakan disini akan berimplikasi pada penetapan kebijakan baru tentang persiapan, seleksi, penempatan, dan pengembangan kepala sekolah. Dengan standar kompetensi seperti itu, seleksi kepala sekolah harus dilakukan secara transparan, bertanggung gugat, dan demokratis. Setiap orang, terutama guru, dapat menjadi kepala sekolah jika memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan. Perguruan tinggi, utamanya mantan IKIP, perlu menyusun program studi manajemen pendidikan yang benar-benar dapat menyiapkan calon-calon kepala sekolah yang memiliki standar kompetensi sebagaimana yang diharapkan. Pusat Pengujian Depdiknas, misalnya, perlu menyusun alat (tes) yang dapat digunakan untuk menguji kompetensi calon kepala sekolah. Selain itu, kepala sekolah dipilih secara demokratis dari sekumpulan calon yang memiliki catatan perilaku berintegritas tinggi. Para pemilih adalah semua anggota atau pihak-pihak yang berkepentingan bagi kemajuan pendidikan di lingkungan sekolah yang bersangkutan. Cara pemilihan yang demokratis seperti ini harus dapat dipantau secara seksama untuk menghindari kemungkinan dicederai oleh praktik suap. Untuk pengembangan lebih lanjut, perguruan tinggi bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat) dapat melaksanakan program-program pengembangan yang disusun sesuai dengan kebutuhan unik bagi masing-masing kepala sekolah. SUMBER ACUAN Council of Chief State School Officers, "School Principal Standard of Competencies," One Massachusetts Avenue, NW . Suite 700 . Washington, DC 20001-1431. Standar kompetensi ini antara lain diadaptasi oleh Negara Bagian California dan Illinois sebagai standar profesional para kepala sekolah, http://www.csla.org Encarta, Desk Encyclopedia © 1996-97 Microsoft Corporation, CD-ROM version. ERIC, Clearinghouse on Educational Management, Trends and Issues: the Role of School Leader, downloaded April 2002, Direproduksi oleh Pusdiklat Pegawai Depdiknas April 2002, http://eric.uoregon.edu (semua informasi dimuat di public domain dan dapat direproduksi secara bebas). Lightfoot, Sara (1983), The Good High School: Portrait of Character and Culture, New York, Basic Book Sumber: re-searchengine.com/adharma.html Nama & E-mail (Penulis): Agus Dharma Staf Administrasi di Pusdiklat Depdiknas Tanggal: 30 April 2003 Judul Artikel: Dicari Kepala Sekolah yang Kompeten Topik: Kepala Sekolah |
Minggu, Maret 08, 2009
Dicari Kepala Sekolah yang Kompeten
Rabu, Februari 18, 2009
Perkenalan
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Ini adalah blognya Kepala SMP Negeri 1 Tambakdahan yaitu H. Eddy Setiadi, S.Pd.
Ini adalah blognya Kepala SMP Negeri 1 Tambakdahan yaitu H. Eddy Setiadi, S.Pd.
Langganan:
Postingan (Atom)